Wednesday, February 4, 2015

Risiko dan Keamanan pada Cloud Computing

Internet mengubah cara kita berinteraksi, melakukan pekerjaan, dan memberikan layanan. Semakin berkembangnya popularitas internet dan web, mendorong semakin banyaknya teknologi mobile computing yang canggih.  Dalam hal ini, cloud computing menjadi salah satu teknologi yang ikut berkembang cepat. (Rajan, Avinash, Manoranjan, 2014)

Menurut US National Institute of Standards and Technology (NIST), cloud computing didefinisikan sebagai: model yang memberikan kenyamanan, akses jaringan pada sumber komputasi (jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan) sesuai kebutuhan yang dapat dipakai secara cepat dengan upaya manajemen atau interaksi penyedia layanan yang minimal. (Peter, Timothy, 2011)

Cloud computing mempunyai 3 model layanan (ISACA, 2014):
1. Infrastructure-as-a-Service (IaaS)
Model cloud ini menyediakan kapabilitas untuk menyediakan kemampuan proses, tempat penyimpanan jaringan, dan komponen komputasi penting lainnya bagi pelanggan untuk menjalankan software (berupa sistem operasi maupun aplikasi-aplikasi).

2. Platform-as-a-Service (PaaS)
Model cloud ini menyediakan tempat pengembangan aplikasi di cloud yang menyediakan kemampuan bagi pelanggan untuk mengembangkan, memperoleh, atau menjalankan aplikasi-aplikasi yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman dan alat-alat yang disediakan oleh penyedia layanan cloud.

3. Software-as-a-Service (SaaS)
Model cloud ini menyediakan aplikasi berbasis cloud yang disediakan penyedia layanan cloud yang dapat digunakan banyak individu-individu atau perusahaan-perusahaan. Contoh SaaS yang popular antara lain Gmail, Yahoo, SalesForce.com, dan sebagainya.

Ketiga model layanan cloud tersebut ditawarkan ke pelanggan dalam 4 model deployment cloud (ISACA, 2014):
1. Private cloud
Model cloud ini digunakan oleh satu organisasi untuk menyediakan layanan cloud bagi beberapa departemen atau divisi di organisasi tersebut.
2. Public cloud
Model cloud dimana penyedia layanan cloud menawarkan aplikasi berbasis cloud, kemampuan proses, dan penyimpanan data.
3. Community cloud
Model cloud yang private dan juga public dimana penyedia layanan cloud menyediakan alat-alat cloud dan aplikasi-aplikasi yang spesifik untuk kebutuhan suatu komunitas.
4. Hybrid cloud
Model cloud yang berupa kombinasi antara 2 atau lebih model deployment cloud dimana model ini mendayagunakan kelebihan dari masing-masing model tersebut untuk menyediakan pengalaman pelanggan yang optimal.
  
Selain memberikan banyak manfaat, penggunaan cloud computing juga memberikan tantangan/isu. Berdasarkan survey IDC pada tahun 2009 mengenai tantangan/isu pada cloud computing, isu keamanan menduduki peringkat pertama dan menjadi tantangan terbesar. Hasil survey-nya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

IDC IT Cloud Services Survey (Frank, 2009)

Isu/risiko keamanan ini bisa berdampak pada kerugian finansial, penurunan produktifitas, mengakibatkan denda, menurunkan reputasi/kepercayaan pelanggan, dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan analisis risiko-risiko apa saja pada penggunaan cloud computing dan juga  mitigasinya.

Dari hasil penelitian Cloud Security Alliance, terdapat 7 ancaman besar pada cloud computing (Pallavi, 2012):
1. Penggunaan cloud computing yang disalahgunakan dan untuk kejahatan
Mitigasinya dengan memperketat proses registrasi dan pemantauan traffic jaringan.
2. Application Programming Interface (API) yang tidak aman
Mitigasinya dengan analisis penghubungnya dan kualitas implementasi mekanisme keamanannya, seperti autentifikasi, akses control, dan enkripsi.
3. Orang dalam yang jahat
Mitigasinya dengan menggunakan access control dimana akses ke sumber dibatasi dan dibuat seminimal mungkin sesuai fungsi dan perannya.
4. Kerentananan teknologi yang dibagi
Mitigasinya dengan memantau dan mengaplikasikan mekanisme keamanan yang digunakan.
5. Kehilangan data
Mitigasinya dengan pemulihan bencana dan cadangannya.
6. Pembajakan akun, layanan, dan traffic
Mitigasinya dengan menggunakan teknik autentifikasi dan kebijakan keamanan yang kuat.
7. Profil risiko yang tidak diketahui
Mitigasinya dengan melakukan manajemen risiko secara berkala.

Selain mengetahui risiko beserta mitigasinya, organisasi sebaiknya mempunyai panduan keamanan cloud. Menurut Cloud Customer Council (2012), terdapat terdapat 10 panduan keamanan cloud untuk memastikan keberhasilan penggunaan cloud computing:
1. Memastikan keefektifan tata kelola, risiko dan juga kepatuhan pada proses yang ada
Dalam hal ini, organisasi perlu memastikan data mereka yang di cloud diamankan sesuai dengan kebijakan-kebijakan keamanan yang sudah disetujui antara  penyedia layanan cloud dan organisasi tersebut.

2. Mengaudit proses bisnis dan operasinya
Organisasi mengerti akan pentingnya audit pada teknologi informasi cloud yang mereka gunakan. Untuk itu, organisasi perlu memastikan penyedia layanan cloud tersebut dapat memberikan laporan mengenai kejadian yang berhubungan dengan data dan aplikasi spesifik organisasinya.

3. Mengelola orang, peran, dan identitasnya
Organisasi perlu mengelola akses sesuai dengan peran penggunanya dengan baik. Disamping itu, organisasi perlu memastikan penyedia layanan cloud mempunyai sistem yang aman untuk proses pengelolaan identitas orang dan layanannya.

4. Memastikan perlindungan pada data dan informasi
Organisasi perlu memastikan siapa yang bertanggung jawab untuk keamanan data dan informasi mereka.  Untuk cloud model IaaS, tanggung jawab lebih besar kepada pelanggan. Untuk cloud model SaaS, tanggng jawab lebih besar kepada penyedia layanan cloud. Organisasi juga perlu mempertimbangkan teknik keamanan seperti apa yang perlu diimplementasikan pada teknologi yang mereka pakai.

5. Menjalankan kebijakan-kebijakan yang bersifat rahasia
Dalam hal ini, organisasi bertanggung jawab dalam mendifinisikan kebijakan-kebijakan yang bersifat rahasia dan membangun kesadaran untuk perlindungan data pada organisasi mereka. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan penyedia layanan cloud mereka mengerti kebijakan keamanan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, organisasi wajib mengawasi penyedia layanan cloud mereka dalam mematuhi kebijakan-kebijakannnya.

6. Mengkaji ketentuan keamananan untuk aplikasi-aplikasi cloud
Sangatlah penting bagi organisasi untuk mengerti ketentuan keamanan untuk setiap jenis model cloud demi melindungi berbagai tipe aplikasi-aplikasi cloud yang mereka gunakan. Mereka perlu mempertimbangkan keamanan disisi fasilitas, jaringan, data, dan lain-lain.

7. Memastikan jaringan cloud dan koneksinya aman
Organisasi harus mengevaluasi pengendalian jaringan internal penyedia layanan cloud sesuai kebutuhan mereka dan kebijakan-kebijakan keamanan yang ada. Begitupun untuk jaringan eksternalnya, penyedia layanan cloud harus memblokir akses dari eksternal yang jahat.

8. Mengevaluasi pengendalian-pengendalian keamanan pada infrastruktur fisik dan fasilitas-fasilitas
Yang penting untuk dipertimbangkan organisasi adalah keamanan infrastruktur fisik dan fasilitasnya. Oleh karena itu, organisasi perlu mamastikan penyedia layanan cloud mempunyai pengendalian keamanan yang sesuai dengan standar keamanan yang berlaku (misalnya standar keamanan ISO 27002).

9. Mengelola ketentuan-ketentuan keamanan pada Service Level Agreement (SLA) cloud
Cloud computing melibatkan 2 pihak, yaitu pelanggan cloud dan penyedia layanan cloud. Oleh karena itu diperlukan adanya SLA yang disetujui oleh kedua pihak. SLA tersebut harus mengspesifikasikan tanggung jawab keamanan antara kedua pihak.

10. Mengerti kebutuhan-kebutuhan keamanan untuk proses berhenti
Organisasi perlu memastikan tidak ada data/informasi yang tersimpan di penyedia layanan cloud ketika organisasi tersebut berhenti menggunakan layanan cloud tersebut.


Selain memberikan banyak manfaat, penggunaan cloud computing juga memberikan tantangan/isu. Isu keamanan menduduki peringkat pertama dan menjadi tantangan terbesar. Isu keamanan ini bisa memberikan risiko seperti kerugian finansial, penurunan produktifitas, mengakibatkan denda, menurunkan reputasi/kepercayaan pelanggan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pengguna cloud computing sebaiknya menganalisis risiko-risiko apa saja pada penggunaan cloud computing dan juga  bagaimana mitigasinya. Dengan mengetahui risiko-risiko beserta mitigasinya ditambah dengan mempunyai panduan keamanan mengenai cloud computing, organisasi diharapkan mampu mengelola dan meningkatkan keamanan data/informasinya di cloud.



Daftar Pustaka:

Cloud Standards Customer Council. 2012. Security for Cloud Computing.

Gens, Frank. 2009. New IDC IT Cloud Services Survey: Top Benefits and Challenges. doi: http://blogs.idc.com/ie/?p=730
 
ISACA. 2014. CONTROLS AND ASSURANCE IN THE CLOUD.

Mell, Peter. Grance, Timothy. 2011. The NIST Definition of Cloud Computing.

Sidella, Pallavi. 2012. SECURITY CONCERNS AND COUNTERMEASURES IN CLOUD.

Yadav, Rajan Kumar. Thakur, Avinash, Kumar, Manoranjan. 2014. Cloud Computing: Environment of Next Generation Technology.


No comments: